Kapasitas baterai mobil listrik adalah faktor utama yang mempengaruhi jarak tempuh mobil. Kapasitas baterai mobil listrik dinyatakan dalam satuan kWh. Jenis baterai yang saat ini lebih banyak digunakan mobil listrik adalah jenis baterai lithium-ion. Namun, meskipun menggunakan jenis baterai yang sama setiap jenis mobil listrik sering kali memiliki spesifikasi baterai yang berbeda sehingga mempengaruhi perbedaan performa mobil.
Ada 2 jenis kapasitas baterai
Pabrikan mobil biasanya hanya mempublikasikan satu jenis kapasitas baterai mobil listrik, meskipun sebenarnya terdapat dua jenis/matrik ukuran kapasitas baterai mobil yaitu:
- Kapasitas Total (Gross Capacity) yaitu kapasitas energi maksimal yang dapat disimpan sebuah baterai, dan
- Kapasitas Pakai (Net Capacity) atau Usable Capacity yaitu kapasitas energi maksimal yang dapat dikeluarkan baterai listrik
Namun, biasanya pabrikan mobil tidak menuliskan apakah kapasitas baterai adalah Gross atau Net pada spesifikasi mobil. Biasaya pabrikan mobil akan mengatur Kapasitas Pakai bateri mobil agar enrrgi baterai tidak terkuras (terdeplesi) semuanya. Karena baterai yang terdeplesi sampai 100% akan dapat rusak dan mengurangi umur baterai.
Biasanya indikator persentasi isi baterai pada mobil listrik menunjukkan kapasitas pakai baterai (net). Meskipun begitu, beberapa produsen mobil menyarankan pengguna untuk tidak mengecas baterai hingga lebih dari 80 atau 90%.
Kapasitas baterai mobil beragam
Mobil listrik saat ini memiliki kapasitas baterai listrik yang beragam, mobil listrik BEV umumnya memiliki kapasitas baterai yang lebih besar dari mobil listrik hybrid. Kapasitas baterai mobil BEV saat ini berkisar antara belasan kWh sampai 200 kWh ( pickup GMC Hummer EV 2022 ). Mobil listrik (PEV) di Indonesia dengan kapasitas baterai listrik terbesar adalah Hyundai Ioniq 5 Long Range 72,6 kWh dan yang terkecil adalah Wuling Air EV Standar Range 17,3 kWh.