Menyalakan mobil
Kebanyakan mobil listrik memiliki tombol switch (Start/Stop) untuk menyalakan mobil layaknya mobil internal combustion konvensional, contohnya mobil-mobil listrik dari Nissan dan Hyundai. Perbedaan paling mendasar saat menyalakan mobil listrik adalah mobil listrik menyala lebih instan tanpa menyalakan motor listrik dan tidak adanya proses ignition mesin oleh starter seperti mobil internal combustion. Saat ingin menjalankan mobil listrik, biasanya pengemudi perlu menekan tombol start/stop bersamaan dengan menekan pedal rem, maka transmisi mobil dapat digunakan untuk menjalankan mobil.
Beberapa mobil listrik yang memiliki fitur berbeda memiliki proses menyalakan mobil yang berbeda. Mobil listrik dengan fitur lebih, dapat secara otomatis menyalakan kelistrikan mobil saat pengemudi masuk kedalam mobil atau saat mobil mendeteksi keberadaan kunci mobil di dekatnya, seperti mobil dari Tesla. Di Indonesia, Wuling Air EV secara otomatis menyalakan kelistrikan mobil saat pengemudi masuk dan menyiapkan mobil untuk berjalan (transmisi dan pedal gas menyala) saat pedal rem ditekan beberapa saat.
Menggunakan transmisi
Secara teknis mobil listrik (BEV) juga memiliki transmisi layaknya mobil konvensional pada umumnya. Namun pada mobil listrik transmisi hanya memiliki satu gear (single speed reduction gear) yang berfungsi mengurangi rpm motor listrik ke putaran yang sesuai dengan kebutuhan untuk menggerakkan roda mobil.
Jika mobil konvensional kebanyakan memiliki tuas untuk memindahkan transmisi, mobil listrik memiliki pemindah transmisi yang lebih beragam. Model tuas masih mendominasi transmisi mobil listrik namun beberapa mobil menggunakan tombol seperti Hyundai Ioniq EV, kenob seperti Wuling Air EV atau tuas kenob di belakang stir seperti Hyundai Ioniq 5 dan Tesla. Umumnya transmisi mobil listrik (BEV) terdiri dari P (Parking), D (Drive), R (Reverse) dan N (Neutral) yang penggunaannya secara garis besar sama dengan mobil konvensinal lain.
Regenerative braking
Salah satau fitus spesial mobil listrik, termasuk mobil hybrid, adalah adanya regenerative braking. Regenerative braking bekerja mirip dengan engine braking pada mobil internal combustion. Pada saat pedal gas dilepaskan, akan ada gaya yang menahan laju mobil sehingga laju mobil melambat. Perbedaaannya, pada mobil listrik regenerative braking juga melakukan pengecasan. Sistem ini bekerja dengan menangkap energi kinetik saat pedal gas dikurangi atau dilepas dan motor listrik mobil bekerja sebagai generator untuk menghasilkan energi listrik untuk mengisi kembali baterai mobil.
Beberapa mobil listrik memiliki fitur one-pedal yang berfungsi untuk memaksimalkan regenerative braking. Sehingga memungkinkan pengemudi menghentikan laju mobil secara perlahan sampai benar-benar berhenti hanya dengan melepaskan pedal gas. Pada beberapa mobil yang memiliki fitur creeping (mobil melaju perlahan tanpa menekan pedal gas), saat one-pedal tidak diaktifkan mobil hanya akan melambat sampai pada kecepatan creeping. Tingkat regenerative braking mobil listrik biasanya dapat diset oleh pengemudi, jadi pengemudi dapat menyesuaikan tingkat regenerative braking dengan gaya menyetirnya
Mirip mobil internal combustion otomatis
Secara garis besar, disamping beberapa hal seperti diatas, cara mengemudi mobil listrik sama dengan mobil otomatis konvensional. Kebanyakan perbedaannya muncul dari perbedaan fitur yang dimiliki mobil. Beberapa fitur pengemudian yang dimiliki mobil konvensional seperti hill assist, creep, cruise control, stability control, dll. juga dimiliki mobil listrik.